Friday 25 February 2011

makalah pengantar bisnis

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Controlling (pengendalian) merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Suatu Pengendalian dikatakan penting karena, tanpa adanya pengendalian yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Didalam suatu manajemen terdapat macam-macam controlling, seperti internal control, eksternal control, formal control dan informal control. Adapun beberapa cara controlling yang harus dilakukan seorang manajer, supaya organisasi tetap terkendali seperti yang diharapkan.
Untuk menjalankan proses controlling tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu controlling ini dapat menunjang terwujudnya proses pengendalian yang sesuai dengan kebutuhan.

I.2 Perumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan gambaran mengenai pembahasan- pembahasan tentang controlling, antara lain :
1. Pengertian controlling(pengendalian) menurut G.R. Terry
2. Fungsi controlling dalam manajemen
3. Macam-macam controlling
4. Proses controlling
5. Beberapa cara controlling yang harus dilakukan manajer
6. Sifat dan waktu controlling
7. Alat-alat controlling


BAB II
ISI

II.1 Pengertian Controlling(Pengendalian)

Menurut G.R.Terry, Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan recana yaitu selaras dengan standar.


II.2 Fungsi Controlling dalam Manajemen
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan perbaiakan (corrective), jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan sesuai dengan rencana.

Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir. Dengan pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen, efektif dan efesien.
II.3 Macam-Macam Controlling
1. Internal Control,
Internal Control adalah pengendalian seorang atasan kepada bawahannya. Cakupan dari pengendalian ini meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja, kedisiplinan karyawan, dan lain-lain. Audit Control , adalah pemeriksaan atau penilaian atas maslah-maslah yang berkaitan dengan pembukuan perusahaan. Jadi pengawasan atas masalah khusus, yaitu tentang kebenaran pembukuan suatu perusahaan.


2. External Control,
External Control adalah pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar. Pengendalian ekstern dapat dilakukan secara formal atau informal, misalnya pemeriksaan pembukuan oleh kantor akuntan dan penilaian yang dilakukan perusahaan.
3. Formal Control,
Formal Control adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun ekstern. Misalnya : pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap BUMN dan lain-lainnya. Dewan Komisaris terhadap PT. Bersangkutan.

4. Informal Control,
Informal Control adalah penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya melalui media massa, cetak atau elektronik, dan lain-lainya.

II.4 Proses Controling
Proses controlling dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
5. Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar-benar realistis atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu harus diperbaiki.

II.5 Beberapa cara controlling yang harus dilakukan oleh seorang menejer yang meliputi sebagai berikut :
1.Pengawasan Langsung, adalah pengawasan yang dilkukan sendiri secara langsung oleh seorang menejer. Menejer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.
2.Pengawasan Tidak Langsung, adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan secara tertulis maupun lisan dari karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil-hasil yang dicapai.
3.Pengawasan berdasarkan kekecualian, adalah pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengendalian ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh menejer.

II.6 Sifat dan waktu Controlling dibedakan atas :

1. Preventive control, adalah pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pengendalian ini merupakan pengendalian terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan namun sifatnya prediktif.
2.Repressive control, adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan dalam pelaksanaanya. Dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
3. Pengendalian saat proses dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan perbaiakan.
4. Pengendalian berkala, adalah pengendalian pengendalian yang dilakukan secara berkala, misalnya perbulan, persmester, dll.
5. Pengendalian mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apa pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.
6. Pengawasan Melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.


II.7 Alat-alat Controlling
Alat-alat controlling yang dapat digunakan suatu organisasi atau perusahaan, yaitu:
1. Budget

Budget (anggaran) adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Pengendalian Budget (budgetary control) dapat diketahui / diawasi, apakah hasil yang diharapkan dari penerimaan atau pengeluaran itu sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Hal ini dapat diketahui dengan cara membandiiiingkannya dengan budget, karena dalam budget telah ditetapkan jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran dan hasil yang akan diperoleh untuk masa yang akan datang. Apabila tidak sesuai dengan budget , baik penerimaan atau pengeluaran maupun hasil yang diperoleh maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat penyimpangan (deviasi) dan manajer perusahaan harus segera mengadakan perbaikan (correction).
Budgetary control, biasanya digunakan sehubungan dengan kontrol basis yang bersifat fungsional yaitu : penjualan, produksi dan pembelian, dan tidak terhadap kontrol basis yang bersifat faktural, misalnya kualitas, biaya, dan waktu.



2. Non-Budget
Alat pengendali nonbudget yaitu :
1. personal observation,yaitu pengendalian langsung secara pribadi oleh pimpinan perusahaan terhadap para bawahan yang sedag bekerja. Jika terjadi kesalahan pimpinan dapat langsung menegur untuk segera diperbaiki.
2. Report (laporan), laporan yang dibuat para menejer bawahan, misalnya menejer produksi, menejer pemasaran membuat laporan-laporan pemasaran (arketiing report) dll. Berdasarkan laporan ini diketahui dan diawasi perkembangan dan kegiatan-kegiatan yang sudah lampau.

3. Financial statement, adalah daftar laporan keuangan yang biasanya terdiri dari Balance sheet dan Income statement ( neraca dan daftar rugi laba) dari laporan ini dapat dianalisis tentang keuangan suatu perusahaan. Banyak keuntungan dari analisis laporan keuangan.
4. Statistic, merupakan pengumpulan data, informasi, dan kejadian yang telah berlalu. Menganalisis data tersebut dan menyajikannya dalam bentuk –bentuk tertentu. Sehingga memudahkan pimpinan mengetahui variabel-variabel yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan.
5. Break event point (titik pulang pokok), yaitu suatu titik atau keadaan ketika jumlah penjualan tertentu tidk mendapat laba atau rugi.
6. Internal audit, yaitu pengendalian yang dilakukkan oleh atasan terhadap bawahan yang meliputi bidang-bidang kegiatan secara menyeluruh yang menyangkut keuangan, apakah sesuai dengan prosedur praktek yang telah ditetapkan. Auditing juga menyangkut pengendalian persediaan yang baik, pembayaran barang yang dibeli, dan pemeriksaan yang cukup, dan apakah barang telah dibayar benar-benar sudah diterima.
7. Eksternal audit, yaitu pengendalian yang dilakukan perusahaan tapi dengan menyewa perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengauditan. Biasanya ini dilakukan secara rahasia.

Semua proses harus secara teratur dan sistematis, sesuai dengan definisi manajemen secara universal, sehingga akan didapat informasi yang akurat dan aktual sesuai dengan fakta di lapangan yang kemudian akan memudahkan seorang menejer / pimpinan dalam pengambil keputusan atau kebijakan yang signifikan bagi perusahaan.













BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
• pengendalian dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengendalian dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
• Fungsi controlling (pengendalian) dalam suatu perusahaan atau organisasi sangat penting dan vital.
• Pengendalian sangat memegang peranan penting dalam setiap proses menejemen dalam suatu perusahaan.
• Pengendalian sangat berpengaruh untuk maju mundurnya suatu perusahaan.


SARAN
Pengendalian lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengendalians disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.

No comments:

Post a Comment